Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) membawa banyak kemajuan, terutama dalam hal efisiensi dan kemudahan di berbagai bidang. Namun, salah satu tantangan terbesar yang muncul dengan penggunaan AI adalah bagaimana menjaga etika, terutama dalam hal keamanan data pribadi. Dalam dunia yang semakin terhubung ini, data pribadi seperti informasi identitas, riwayat transaksi judi bola, hingga data kesehatan, menjadi sangat bernilai. Penggunaan AI yang tidak etis dalam mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data pribadi bisa menyebabkan pelanggaran privasi yang serius. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dan pengembang teknologi untuk memastikan bahwa mereka mengadopsi kebijakan yang jelas dan transparan dalam penggunaan data pribadi, serta menjaga prinsip-prinsip etika yang mengutamakan perlindungan hak individu.
Salah satu aspek penting dalam menjaga etika penggunaan AI untuk keamanan data pribadi adalah transparansi. Pengguna harus diberikan pemahaman yang jelas mengenai data apa saja yang dikumpulkan, bagaimana data tersebut digunakan, dan siapa yang memiliki akses terhadapnya. Dengan memastikan transparansi ini, pengguna dapat membuat keputusan yang lebih bijak terkait dengan penggunaan layanan berbasis AI. Selain itu, penting untuk mengimplementasikan mekanisme kontrol yang memungkinkan individu untuk mengelola data pribadi mereka, seperti hak untuk mengakses, mengubah, atau menghapus informasi yang telah diberikan. Hal ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan pengguna tetapi juga mengurangi risiko penyalahgunaan data yang dapat merugikan individu.
Di sisi lain, perusahaan dan pengembang teknologi harus bertanggung jawab dalam memastikan bahwa sistem AI yang digunakan untuk memproses data pribadi beroperasi dengan adil dan tidak bias. Penggunaan algoritma yang diskriminatif atau tidak transparan bisa memperburuk ketidaksetaraan dalam akses layanan, serta membuka peluang untuk penyalahgunaan data. Oleh karena itu, penting untuk melakukan audit rutin terhadap sistem AI dan memastikan bahwa kebijakan perlindungan data mematuhi regulasi yang berlaku, seperti Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi. Dalam jangka panjang, dengan menjaga etika dalam penggunaan AI, kita dapat menciptakan ekosistem teknologi yang tidak hanya inovatif tetapi juga menghormati hak-hak individu dan menjaga kepercayaan masyarakat.
Mekanisme taruhan online direncanakan untuk membikin pemain tidak untung, ataupun lebih dikenali sebagai "rungkad." Sama seperti yang diutarakan Ustadz Dennis Lim dalam kanal YouTube CURHAT BANG bersama Denny Sumargo, "mekanisme yang dapat ditata dalam taruhan online tentulah membuat pemain rungkad, dan tentu ditata untuk memberikan keuntungan bandar."
Selainnya bikin rugi pemain, keluarga, dan sekitar lingkungan. praktek taruhan online ini berpengaruh jelek untuk negara. Beberapa perusahaan taruhan online berbasiskan di negara seperti Myanmar dan Kamboja, hingga keuntungan dari pemain di Indonesia akan ditransfer ke rekening di luar negeri.
Di Indonesia, semua bentuk permainan judi dilarang, sesuai Undang-undang Nomor 7 Tahun 1974 mengenai Penertiban Permainan judi. Tetapi, bagaimana uang hasil taruhan online judi bola, slot sampai kasino online dapat beralih ke negara lain tanpa teridentifikasi instansi pemantauan?
Berdasar data dari Pusat Laporan dan Analitis Transaksi bisnis Keuangan (PPATK), pebisnis taruhan online memakai trick money changer untuk bawa uang keluar negeri. PPATK mengutarakan ada skema pemakaian rekening atas nama siswa atau pribadi dengan pendapatan rendah, hingga transaksi bisnis besar bisa dilaksanakan tanpa teridentifikasi oleh mekanisme pemantauan bank.